SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RELIGIUS

    

Masa Pendirian

        Seni Religius merupakan salah satu Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK) yang berada di lembaga Universitas Islam Negeri Malang. Sejarah berdirinya organisasi ini berawal dari hasil pemikiran mahasiswa-mahasiswi yang ingin mewadahi minat dan bakat dalam bidang Seni Religius, sehingga inisiatif ini sampai pada pendirian sebuah organisasi yang bergerak di bidang Seni Religius.

Kronologis terbentuknya organisasi ini, yaitu:

  1. Konsolidasi dengan PRESMA (Presidium Mahasiswa) pada periode 1999-2000, yang menghasilkan kesepakatan mengenai pendirian organisasi ini.
  2. Tanggal 11 april 2000, rapat pemilihan pengurus.
  3. Tanggal 14 april 2000, terjadinya kesepakatan berdirinya organisasi ini.
  4. Tanggal 18 April 2000, turunlah SK (Surat Keputusan) pengurus dari PRESMA, dimana pada awal organisasi ini bernama “Musik Religius”.
  5. Sampai pada perubahan nama organisasi yaitu “Seni Religius”, perubahan nama ini melalui SK yang kedua pada kepengurusan selanjutnya yakni Surat Keputusan dari DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) periode 2000-2001, organisasi ini bernama “Seni Religius”.

Masa Pelatihan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Landasan yang paling kuat pda periode pertama yaitu “Semangat kebersamaan dan rela berkorban”.  Dengan semangat inilah organisasi Seni Religius tetap teguh dalam menjalankan roda organisasi.

Dalam masa ini lebih terfokus pada pelatihan dan pemberdayaan sumber daya manusia pada bidang keorganisasian, pelatihan di bidang Seni Religius dan pelaksanaan program kerja organisasi.

Setelah OPKAL 2000, organisasi ini merekrut anggota sebanyak 112 anggota yang masuk dalam Diklat I UKM Seni Religius, hal ini menandakan bahwa dalam kampus Islam yang mayoritas mahasiswanya adalah alumni pondok pesantren perlu adanya wadah untuk menampung aspirasi, minat dan bakat dalam bidang Seni Religius.

Setelah program perekrutan anggota melalui Diklat I, maka UKM Seni Religius harus menjalankan program-program kerja antara lain: Lomba Seni Religius tingkat kampus, pengadaan seragam dinas harian, halal bihalal, lomba terbang jidor se-Malang, Dies Maulidiyah, Gebyar Seni Religius, dan Rapat anggota. Dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan, semua program kerja tersebut membuahkan hasil yang baik. Disamping pelatihan pada anggota pada bidang organisasi dan bidang seni, UKM Seni Religius mampu menjalankan seluruh program kerja yang telah diprogramkan melalui rapat kerja (RAKER).

Masa Perkembangan dan Pengembangan Organisasi

Perkembangan dan pengembangan  organisasi adalah tujuan yang dilakukan pada periode ini, dimana banyak yang harus dikerjakan untuk memperbesar organisasi, antara lain: memperkanalkan diri pada lingkungan sekitar dan menciptakan suasana yang harmonis demi kelancaran roda organisasi.

Pada periode II ini keberadaan organisasi sudah dikenal baik dalam maupun diluar organisasi Seni Religius sebagai wadah bagi minat bakat mahasiswa di bidang Seni Religius juga sebagai salah satu UKM yang sangat produktif dalam artian Seni Religius dapat memberikan  masukan besar pada kas organisasinya baik melalui Undang-Undang dalam bentuk penampilan lima divisi pada periode ini sebagai manajemen organisasi sudah mulai tertata dengan rapi dan peralatan yang sudah terpenuhi.

Masa Pelestarian dan Pengembangan Organisasi

Agar roda kepengurusan dan keutuhan organisasi tetap stabil maka perlu pegembangan dan pelestarian pada berbagai bidang. Hal ini yang dilakukan pada periode III.

Kepengurusan UKM Seni Religius pada periode ini berlangsung lama, kurang lebih satu setengah tahun, hal ini dikarenakan gejolak kampus pada perubahan status, pemilihan rektor dan lain-lain. Dimana terjadi gejolak kampus selanjutnya.

Periode pengembangan ini terlihat dengan adanya Perekrutan anggota melalui diklat yang diadakan dengan program interview dan penyaringan, yang mana diharapkan agar anggotanya sesuai dengan minat bakat yang dimiliki.

  • Undangan (mengisi acara hiburan ) didalam maupun diluar kota.
  • Mengikuti loba-lomba baik tingkat kota Malang maupun tingkat JATIM, dalam hal ini telihat prestasi - prestasi yang memuaskan pada kejuaraan lomba-lomna tersebut
  • Mengadakan rekaman sholawat dalam bentuk kaset dan VCD
  • Pembukuan lagu-lagu Sholawat, Qiro’ah, gambus dan Qosidah
  • Pengarahan kaligrafi padabentuk dekorasi ( Arab dan Latin ) dan pengembangan karya
  • Melengkapi inventaris yang masih kurang
  • Kolaborasi antara tiga divisi musik
  • Dll

        Pada periode ini adalah periode yang sulit, dimana harus melestarikan organisasi pada tingat-tingkat yang stabil. Dimana kelengkapan sarana menjadi permintaan-permintaan lebih. Akan tetapi engan semagat-semangat yang diterapkan organisasi masih tetap stabil.

Periode Inovatif

Setelah UKM Seni Religius lebih dikenal masyarakat maka yang dilakukan pada periode ini adalah pembaharuan-pembaharuan untuk kejayaan organisasi tercinta. Antara lain melakukan Inovasi-inovasi pada pengembangan keoragnisasian, skill alat dan keilmuan.

Periode ini berlangsung sampai dengan sekarang dalam setengah tahun  ini kepengurusan sudah memperlihatkan keunggulan diberbagai bidang antara lain:

  • Kesejahtaraan anggota lebih ditingkatkan
  • Dapat lebih meningkatkan kuaitas kader dalam bidang skill, alat musik dan keilmuan
  • Melengkapi pembukuan lagu-lagu sholawat, gambus dan Qosidah
  • Undangan ( mengisi acara hiburan ) yang lebih profesional
  • Melengkapi inventarisasi yang kurang
  • Program rekaman yang lebih matang
  • Dll

Perlu kita ketahui dan sadari bahwa organisasi itu dalam perjalananya tentu mengalami pasang surut yang berawal dari tantangan dan hambatan baik intern maupun Ekstern, apalagi organisasi UKM Seni Religius boleh dikatakan masih baru. Hal ini kami utarakan sebagai motivasi bagi generasi kami pemegang estafet.

Yang perlu ditanamkan pada diri kita sebagai anggota UKM Seni Religius adalah tumbuhkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan, karena dengan semangat itu kita akan lebih mempererat tali persaudaraan.

SR 2002-2003

Awal kami memimpin kepengurusan ini banyak hambatan yang dihadapi, mulai dari situasi perpolitikan kampus semakin parah, (lumpuhnya BEM dan organisasi OMIK) sehingga tidak ada kepastian untuk mendapatkan dana, sampai permasalahan inrtern UKM kita.  Kesemuanya itu sangatlah berpengauh ke depan bagi perjalanan kepengurusan kali ini.  Permasalahan pada saat ini yang belum bisa kita atasi tentang keaktifan anggota juga sebagian pengurus. Dalam melaksanakan setiap kegiatan pada saat itu kami berpegang pada pencapaian tujuan organisasi secara utuh, senantiasa berdasarkan atas mufakat dan kekeluargaan yang tinggi untuk pengembangan dan keutuhan anggota dan organisasi.

Untuk mewujudakan  itu semua diperlukan beberapa hal. Kami selalu menekankan cara menjalankan manajemen  yang baik dalam organisasi haruslah orang yang mempunyai visi dan misi yang sama agar dalam  pelaksanaan kinerja dapat diwujudakan sesuai dengan yang dicita-citakan. Tak terlepas dari itu semua, kami selalu menekankan bagaimana memfungsikan kemampuan anggota untuk menerapkan keahlian mereka.

Dalam melaksanakan program kerja, pada saat itu kami selalu menekankan kepada pengurus dan anggota haruslah faham tentang tjuan dan manfaat program kerja tersebut, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak ada kesimpangsiuran baik dialam melaksanakan tugas,  juga memepersiapkan material dalam setiap kegiatan. Yang terpenting adalah kegiatan tersebut tidak berpengaruuh negaif terhadap program studi. Berbicara tentang program kerja, tidak terlepas dari siapa yang menjalankan program kerja tersebut. Faktor penunjang lainnya juga sangat berperan dalam pelaksanaan program terebut. Manajemen tertib administrasi dan yang lainnya itu perlu kita galang agar terwujud suatu tujuan bersama.

Periode 2004

Dalam melaksanakan setiap kegiatan kami selalu memperhatikan tujuan organisasi, yang senantiasa berdasarkan atas azaz mufakat dan kekeluargaan yang tinggi untuk pengembangan dana keutuhan organisasi. Diawal kepemimpinan kepengurusan  kami ini nampak jelas terlihat hambatan yang kami hadapi, baik dari banyaknya anggota yang tidak aktif maupu keterabatasan kami dalam hal manajemen organisasi serta masalah intern yang bersangkutan dengan UKM yang menjadi permasalahan  klasik setiap kepengurusan. Yang mana kesemuanya itu sangatlah berpengaruh pada jalanya roda perkembangan kepengurusan kali ini.

Melihat perkembangan yang ada bahwa hubungan dan komunikasi antar Unit Kegiatan Mahasiswa sangatlah  minim, bahkan terkesan tidak ada sama sekali sehingga tak jarang timbul konflik intern antar UKM. Karena itu diawal kepengurusan ini kami selalu tekankan bahwa usaha yang kami lakukan adalah menjalin kerja sama dan merajut kembali hubungan tali persaudaraan yang  baik dengan Unit-unit yang ada dikampus ini. Sebagai salah satu bentuk awal perubahan kita mencoba untuk mengadakan musik kolaborasi KOMMUST-SENI RELIGIUS – TEATER K2 dengan tidak melupakan UKM yang lain. Tidak hanya itu sebagai langkah awal dalam kepengurusan kali ini kami mencoba mengadakan penyolidan diwilayah pengurus. Kemudian penyolidan berjalan  pada wilayah seluruh anggota, selain itu kami juga mencoba membuka relasi baru baik dari dalam maupun dari luar dengan harapan UKM Seni Religius akan lebih luas dalam berelasi.

Masalah yang sering kita hadapi dalam kepengurusan kali ini adalah masalah yang sangat pelit sehingga sulit untuk dipecahkan karena wilayahnya perasaan, apalagi ketika dibenturkan dengan aturan yang ada maka kadang bertolak belakang.

Separuh perjalanan sudah kita lewati, seiring berjalannya waktu situasi dan kondisipun berubah, segala permasalahan  mulai menipis walaupun tidak sempurna dengan adanya usaha yang kita lakukan baik melalui peningkatan berkomunikasi maupun dengan keterbukaan pikiran yang sudah mulai tumbuh serta disibukan oleh kegiatan-kegiatan yang ada. Dan yang paling penting dalam hal ini adalah penigkatan komunikasi, kesabaran dan kekompakan dari dalam orgaisasi haruslah ada yang namanya pemikir, pelaku dan penyandang dana. Semua itu haruslah  berjalan secara berksinambungan karena “ ide itu gagasan tanparealisasi adalah nol “ dan jangan sampai dilupakan bahwa unsur kebersamaanlah yang paling penting.

Periode 2005

Pada masa sebelumnya yaitu masa pendirian, pengembangan banyak terjadi gesekan antara Seni Religius dengan pihak luar baik itu sesama intra atau pihak birokrasi.

Semua ini memang diperlukan sebagai antisipasi atau penaggulangan  terhadap perlakuan atau ketidakadilan yang dilakukan oleh pihak luar. Karena sebagai UKM termuda, tentunya UKM Seni Religius tidak mau dianggap dan diperlakukan semena-mena oleh pihak lain.

Hal inilah yang menjadikan hubungan menjadi tidak harmonis dengan pihak luar. pada periode 2005 inilah tugas untuk memperbaiki hubungan dengan pihak luar tersebut diamanahkan. Sehingga pada masa ini berkat perjuangan-perjuangan sebelumya eksistensi dan keberadaan Seni Religius tidak dapat diremehkan oleh pihak luar, tinggal bagaimana cara pegurus periode 2005 untuk menjalin kembali tanpa melemahkan posisi Seni Religius dimata mereka.

Alhamdulilah berkat dukungan semua pengurus dan bimbingan DePer serta kiprah anggota yang lain semua tujuan tersebut dapat tercapai.

Dalam bidang seni terjadi peningkatan yang signifkan, pada masa sela terjadi pertemuan atau menjadi titik bertemunya 5 angkatan sekaligus sehingga memang pada masa ini semua potensi seni dapat berfungsi, selain sistem pengkaderan atau pelatihan yang kontinyu menghasilkan kualitas seni yang layak diperhitungkan.

Banyak penghargaan serta apresiasi yang diterima baik dari birokratsi atau rekan-rekan intra sbagai bukti bahwa eksistensi UKM Seni Religius benar-benar diperhitungkan hingga saat ini.

Periode 2006

        Periode ini merupakan yang paling fenomenal dari periode-periode sebelumnya. Karena pada masa ini terjadi dualisme kepemimpinan dan pembabakan kepengurusan. Kami membaginya dalam dua fase, Pra-Reshuffle dan Pasca-Reshuffle :
  • Masa Pra-Reshuffle
        Masa ini merupakan babak awal dimulainya kepengurusan periode 2006. Dan yang menjadi garapan serta pemanasan awal pengurus waktu itu adalah relokasi fisik tahap I dari bawah SC (Student Center-Red) ke gedung L-3, yang dilanjutkan dengan perbaikan infrastruktur meliputi pembenahan atap gedung yang bocor, pemasangan peredam pada studio, penataan ruang kantor, perbaikan sistem kelistrikan, dan lain-lain.
        
      Di dalam program kerja umum, pengurus pada waktu itu sepakat untuk meminimalisir prokernya dan diarahkan untuk pemaksimalan program kerja di masing-masing bidang. Hal tersebut dilakukan karena mempertimbangkan kondisi tempat baru yang masih perlu adanya adaptasi dan penanganan berkala dari pengurus, seperti : Banjir di ruangan kantor, galeri, dan studio ketika hujan, sehingga berdampak pada ketidakefektifan kinerja dan program kerja. Kemudian tidak adanya infrastruktur kampus berupa Student Center yang representatif untuk mengadakan sebuah kegiatan. Dan masih banyak permasalahan-permasalahan lainnya.

   Untuk prestasi yang dicapai pada periode 2006 Pra-Reshuffle juga tidak kalah bagusnya dengan periode sebelumnya, seperti : Juara I, II, dan III pada lomba MTQ - MKQ se-Malang Raya di Kepanjen dan Unibraw, juara II lomba Sholawat Kontemporer se-Malang Raya di Turen, serta pameran Khot dan bazar di kampus. Pada periode ini kami juga mendapat kehormatan menjadi tuan rumah dalam acara studi komparatif dari IQMA (IAIN Surabaya) dan HIQMA (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

     Namun, di tengah perjalanan kepengurusan kami mengalami masalah krusial. Yaitu ketidakaktifan Ketua Umum dalam memimpin (The Lost Power) selama hampir separuh periode, yang berujung pada pengunduran diri dari jabatannya, sehingga berdampak pada stabilitas organisasi. Krisis kepercayaan yang melanda tubuh kepengurusan dan anggota, menjadikan tatanan serta sistem organisasi mengalami kemerosotan. Banyak program kerja yang terbengkalai. Kondisi sosial pengurus dan anggota terganggu. Sehingga terjadi tumpang tindih dan prosedur yang kacau dalam struktural kepengurusan.

        Hal tersebut juga menjadi problem serius bagi Dewan Permusyawaratan (DP), yang dalam hal ini adalah sebagai Badan Pengawas Pengurus, untuk mengambil sikap. Karena permasalahan yang dihadapi sangat fundamental. Tidak bisa hanya dengan satu atau dua kali berpikir, kemudian memutuskan. Perlu adanya pertimbangan yang betul-betul matang.

        Akhirnya, setelah melalui beberapa pertimbangan, digelarlah Sidang Istimewa yang diback-up oleh DP yang didalamnya mengagendakan pemilihan Ketua Umum baru. Setelah Ketua Umum baru terpilih, dibentuklah formasi pengurus yang baru untuk kembali menjalankan tugas. Masa setelah reformasi inilah yang dikenal dengan masa Pasca-Reshuffle.
  • Masa Pasca-Reshuffle
        Masa ini adalah estafet dari masa sebelumnya (Pra-Reshuffle). Pada masa ini disebut sebagai babak baru/babak kedua dalam menuntaskan kepengurusan 2006, yang dalam perjalanannya masih kurang separuh periode. Untuk program kerja umum dan program kerja di masing-masing bidang juga merupakan kesinambungan dari masa sebelumnya. Tidak ada penambahan yang signifikan di dalamnya. Satu hal mendasar yang menjadi tugas pokok kali ini adalah pemulihan kembali stabilitas pengurus dan anggota. Karena problem yang sedang dihadapi waktu itu adalah interpersonal, baik oleh pengurus ataupun anggota.

        Hubungan baik dengan pihak luar yang telah terjalin di periode sebelumnya, baik sesama UKM Seni Religius ataupun yang lain, dan juga dengan birokrasi kampus, merupakan salah satu misi yang dilestarikan di masa ini. Yang sempat terbengkalai pada masa sebelumnya (Pra-Reshuffle), karena kita hanya disibukkan dengan permasalahan intern organisasi. Hal tersebut membuahkan hasil dengan adanya kemudahan yang diberikan oleh birokrasi kepada kita, baik itu prosedur ataupun fasilitas. Kesuksesan acara Diklat Lapangan kita tahun 2006 kemarin juga tak lepas atas kerjasama teman-teman dari TK 2.

      Adapun prestasi yang sempat diperoleh pada masa ini adalah rekaman live 3 divisi musik (Gambus, Sholawat, Qosidah) di depan mabna Al-Faroby yang bekerjasama dengan ATV Batu. Meskipun hasilnya kurang begitu maksimal, namun setidaknya bisa memberikan satu inspirasi serta motivasi bagi pengurus selanjutnya dan anggota, untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas, baik dari skill bermain atau manajemen berorganisasi.

        Kekurangan-kekurangan pada masa ini merupakan sebuah keniscayaan yang pasti ada. Karena sebuah organisasi tidak akan bisa maju dan berbenah menjadi lebih baik, tanpa melihat dan menyadari kekurangan-kekurangannya. Dan sebagai bentuk tanggungjawab moral, kami berharap agar generasi ke-IX pada Diklat IX tahun ini bisa memberikan kontribusi yang berarti untuk memajukan UKM Seni Religius. Serta menjadi penerus estafet di masa yang akan datang, sebagai implementasi dari :

شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِّ

(Pemuda di hari ini, adalah Pemimpin di masa depan)

Tahun 2007

Perjalanan kepengurusan 2007 secara umum berjalan seperti biasa, yaitu penerus estafet kerja kepengurusan sebelumnya. Kemajuan yang dibuat kepengurusan sebelumnya telah membantu kami untuk berjalan dalam kepengurusan 2007. Periode ini mempunyai kebijakan untuk mengembangkan dan memperluas sasaran tujuan dari semua bidang baik bidang-bidang dalam kepengurusan maupun tujuan organisasi secara umum.

Usaha pengembangan lima devisi melalui pembinaan dan pengembangan melalui program-program yang terarah. Secara umum devisi dikategorikan menjadi dua, yaitu musik dan non musik. Untuk devisi musik karena dipandang memiliki kemampuan sempurna maka diupayakan program pengembangan melalui publikasi lewat media massa lokal (ATV) dan reguonal (TVRI Surabaya). Harapan besar dari itu semua agar seni religius lebih dikenal masyarakat lewat devisi musiknya. Mengingat grafik undangan setiap tahunnya selalu mengalami penurunan pasca album sholawat al-’irfan I. Sedangkan untuk devisi non musik dengan melihat jumlah SDM yang ada serta situasi ketika itu, maka dipersiapkan program pengembangan guna menghadapi MTQ XXIV di Blitar.

Untuk pengembangan bidang kepengurusan, diupayakan melalui masing-masing bidang, bidang I mendapat dukungan penuh melalui pengadaan peralatan (meliputi seragam, alat musik, dll) dari kampus. Sedangkan untuk bidang II, diupayakan pembinaan melalui keberadaan pelatih. Bidang II melalui hubungan SR dengan IQMA Surabaya, UDARTA Putri Pasuruan, dll.

Dari segi sosial politik periode 2007 merupakan masa peralihan kampus (relokasi) yang membuat situasi kampus memanas yaitu antara OMIK dan birokrasi, itu terjadi tepatnya di akhir periode. Bersamaan itu pula kondisi geografis UKM saat itu memprihatinkan, dimana memilki kantor dan studio yang banjir ketika hujan tiba.

Dari segi finansial kepengurusan mengalami devisit, mengingat secara umum pengeluaran dan pemasukan ketika itu lebih banyak pengeluaran sehingga ini berimbas pada pengurangan pos kesejahteraan anggota.

Terakhir kami sadar bahwa semua usaha itu tidak ada yang sempurna, tapi kami selalu yakin bisa dan terus berusaha.semua usaha itu tidak akan bisa berjalan tanpa bantuan semua pengurus yang telah aktif dalan membantu usaha tersebut.

Tahun 2008

Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga kepengurusan dalam periode 2008 dapat berjalan dengan baik. Perlu kita ketahui bersama bahwa pada masa itu terdapat permasalahan-permasalahan yang cukup berarti. Dalam lingkungan intern, kami mengalami kekurangan pengurus. Hal itu menyebabkan anggota yang seharusnya tidak menjadi pengurus lagi, masih kami pertahankan diawal kepengurusan. Selain itu, kami melakukan resufle dengan memasukkan anggota muda yang belum saatnya menjadi pengurus untuk mengisi kekosongn yang ada. Dengan usaha itu, perjalanan kepengurusan perlahan mulai stabil. Sedangkan permasalahan dalam lingkup ekstern. Saat itu kondisi kampus sedang bergejolak. Saat itulah semua UKM (termasuk SR) atas nama OMIK (Organisasi Mahasiswa Intra Kampus) turun jalan untuk memprotes kebijakan kampus yang kami anggap tidak memihak mahasiswa sehingga pada akhirnya hal itu mempengaruhi hubungan dengan birokrat.

Sekali lagi puji syukur kehadirat Tuhan, kami masih mempertahankan kepengurusan yang ada dengan menuai berbagai prestasi yang tidak mungkin kami sebut semuanya. Dengan SDM yang ada, prestsasi tingkat kota, provinsi, bahkan nasional kami dapatkan. Selain itu, kami menggalakkkan kembali pelatihan paduan suara dengan dukungan penuh untuk menambah divisi paduan suara di UKM SR. Hingga akhir periode, semua progam kerja umum dapat terlaksana dengan baik. Adanya kekurangan yang ada tidak lepas dari kelemahan kami dan situasi yang ada. Permasalahan deficit nyaris tidak ada, bahkan kami mewariskan saldo keuangan untuk kepengurusan berikutnya.

Tahun 2009

Pada awal kepengurusan 2009 UKM Seni Religius yang kami mulai pada bulan Maret dengan segenap jajaran pengurus dapat dengan maksimal menyelesaikan keseluruhan program kerja. Dilihat dari sisi intensitas pengurus, maka akan didapati beberapa pengurus yang kurang optimal dalam melaksanakan tanggung jawabnya, oleh karena itu pada pertengahan perjalanan kepengurusan diadakan reshuffle pengurus. Dalam reshuffle kepengurusan kali ini, kami formulasikan bahwa pengurus akan mendapatkan pencabutan dan pemindahan  pengurus di beberapa wilayah kepengurusan saja, dalam arti tidak sampai mengangkat anggota biasa untuk dijadikan sebagai pengurus. Jadi anggota Seni Religius yang menjadi pengueus periode 2009 yang mendapatkan SK sejak awal tidak mengalami penambahan komposisi pengurus.

Hasil dari pada beberapa program kerja tersebut, tidak lepas dari beberapa hambatan dan beberapa sisi. Antara lain, seperti halnya kepanitiaan, tidak semua panitia menunjukkan kerjasamanya secara langsung. Selain itu keterbatasan dana yang selalu saja menjadi alasan berjalan atau tidaknya suatu kegiatan. Resiko besar juga harus dihadapi ketika kita berani melangkah yang besar. Namun resiko ini telah menjadi konsekuensi kita bersama untuk dicarikan solusi yang terbaik. Namun secara normatif, amanah ini tetap menjadi tugas pengurus untuk dimintai pertanggungjawaban.

Keempat program kerja yang bersifat akbar tersebut, terutama pada program kerja umum yang terakhir terealisasi bukan hanya kerja keras dari pengurus saja, akan tetapi kerjasama yang baik antar seluruh anggota Seni Religius. Loyalitas yang diberikan untuk UKM Seni Religius ini secara langsung memberikan kontribusi yang nyata dalam mendukung program kerja yang telah dirancang. Meski demikian, keberhasilan itu tidak lepas dari beberapa halangan dan kendala.

Pada evaluasi dan koordinasi bisa terlaksana sebanyak tiga kali. Jika dilihat dari kebutuhan, seluruh jajaran pengurus seharusnya perlu sesering mungkin untuk melaksanakan evaluasi dan koordinasi. Selisih waktu yang lama untuk dapat berkumpul bersaman dengan seluruh pengurus, akan menurutkan semangat kinerja. Untuk itu dalam hal ini kami melengkapi dengan evaluasi dan koordinasi di masing-masing wilayah kepengurusan yang lebih intens, baik secara formal maupun non formal.

Pada sisi pengembangan skill khususnya dapat kami sampaikan belum bisa terlaksana dengan maksimal. Hal ini disebabkan belum ada proses pelatihan yang bisa maksimal untuk mengembangkan minat dan bakat anggota serta adanya batasan waktu dan fasilitas yang pada awal kepengurusan dapat kami pakai. Namun pada akhir kepengurusan fasilitas tempat latihan yang semula berada di lingkungan gedung sudah tidak bisa lagi kami pakai sebagai tempat latihan Qiro’ah, kaligrafi dan musik.

Perjalanan kepengurusan secra umum dapat kami simpulkan berjalan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan yang kami rasakan. Hal ini tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan yang selali kami adakan evaluasi baik dijajaran pengurus dengan pengurus maupun dengan anggota. Semua hal tersebut patutlah kita jadikan sebagai proses pembelajaran untuk menjadikan UKM Seni Religius mejadi lebih baik dan lebih bisa berkembang dari waktu ke waktu. Harapan untuk pengurus depan dapat menjadika pengalaman dan pembelajaran untuk sebisa mungkin tidak mengulangi kekurangan yang kami rasakan kepengurusan tahun 2009 serta mampu mengupayakan cara terbaik demi pemaksimalan program kerja kedepan.

  • Kendala

  1. Kurangnya komunikasikasi yang baik kearah pengembangan
  2. Kurang adanya tanggung jawab sebagian pengurus untuk tetap melaksanakan tugas sampai akhir kepengurusan
  3. Kurang bisa bekerja sama secara maksimal kearah pengembangan kepengurusan yang lenih baik dan lebih komunikatif 

  • Saran dan Solusi

  1. Mengupayakan sebisa mungkin menciptakan model komunikasi baru yang lebih komunikatif
  2. Perlu adanya komitmen yang lebih dari seluruh anggota untuk menyelesaikan program kerja sampai akhir kepengurusan dengan tetap selalu mengadaka evaluasi dan komunikasi yang berkelanjutan.
  3. Perlu adanya pengertian akan fungsi dan tanggung jawab masing-masing bidang sehingga tidak ditemukan terjadi over laping pada saat pelaksanaan program kerja pengurus.


Ditulis ulang laman website (tanpa merubah redaksi apapun) oleh : Ulumul Fachri A. NIA.SR.XVI.033